|
Renungan, Teguran dan Do'a |
Jumat, 25 Januari 2008 |
Oleh : Mariani Tri Agustina Kawan, hidup ini ternyata,tidak sekedar mengejar cita-cita pribadi saja Di luar sana masih banyak orang tidak punya rumah Masih banyak orang yg bahkan tidak tahu apakah besok pagi dia masih bisa makan Masih banyak anak-anak yang bahkan tidak tahu sampai kapan mereka akan terus tidur beratapkan langit yang bahkan terkadang memuntahkan air dan beralaskan tanah yang keras Masih banyak mereka yang masa depannya tidak jelas Tapi sayangnya kita sering lupa akan hal itu Seringkali kita hanya ingat dan berempati hanya saat penderitaan mereka disodorkan depan muka kita. Selebihnya, mungkin kita lupa. Padahal seharusnya kita lah yang mencari tahu. Kita yang mencari fakta-fakta, bukan menunggu untuk ditemukan oleh fakta. Tapi sayangnya, kenyataan yang sering terjadi adalah kita hanya menunggu. Masih banyak mereka yang tidak mandi karena alasan-alasan yang mungkin bagi kita mudah saja, seperti air bersih, sabun, dll. Sedangkan kita pun mungkin secara sadar maupun tidak sering membuang-buang air bersih atau memiliki banyak sabun yang tidak terpakai. Masih banyak mereka yg tidak memiliki baju selain yang menempel di tubuh mereka dan kita masih sempat mengeluh ngeluh karena baju kotor yang menumpuk? Ingatlah kawan..itu artinya kita beruntung memiliki banyak baju. Masih banyak mereka yang tidak memiliki orang tua dan kita terkadang sering menggerutu hanya karena ditegur orang tua? Ingatlah kawan..itu artinya kita beruntung karena masih diizinkan Allah untuk mewujudkan rasa sayang dan membalas kebaikan orang tua kita. Seringkali kita mengeluh dan mengomel karena kelelahan berjalan kaki. Ingatlah kawan..itu artinya kita masih punya kaki dan tubuh yang berfungsi dengan baik. Apapun yang terjadi.. Seburuk apapun keadaan kita,,cobalah kita pandang dari sudut pandang yang berbeda Dan kita akan menemukan dan pada akhirnya mengerti cara Allah menyayangi, mendidik, dan memberi yang terbaik untuk kita Because we are loved Tapi kenapa kita sering lupa? Kenapa kita sering tidak berinfaq jika tidak diminta? Kenapa tidak mencari tahu di mana kita bisa berinfak? Kawan.. Hidup tidak hanya bersemangat berprestasi dalam bidang akademik, organisasi, atau pekerjaan Semua itu bagus sekali namun semangat dan prestasi luar biasa itu tidak ada artinya bila implementasinya sama dengan nol. Tidak ada artinya bila ternyata kita sampai lupa dengan orang-orang di luar sana Mereka yang menjadi korban kemerdekaan yang blum merdekaMereka yang menjadi korban para pejabat yg bagai kacang lupa kulitnya itu Mereka yang terlupakan, mereka yg dibohongi, mereka yg tertindas, mereka yg terjajah oleh 'kemerdekaan' negeri ini Kawan.. Bersyukurlah punya banyak makanan Banyak sekali orang yg kelaparan di dunia ini Di Ethiopia, India, Indonesia, atau bahkan mungkin beberapa meter dari tempat kita duudk saat iniJadi ingatlah kawan..Jangan sampai kita membiarkan makanan membusuk di kulkas atau menjadi basi di dalam lemari / tudung saji Kawan.. Mari kita luangkan waktu..,,untuk bersyukur Ya, untuk bersyukur Karena selalu harus ada waktu untuk bersyukur Jangan sampai kita bersikap tidak tahu diri Jangan sampai kita rutin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman namun tidak ingat untuk berterima kasih kepada Allah Kawan... Mari kita menghargai setiap waktu yang terlewat karena waktu tidak dapat berputar kembali Bahkan Leonardo Da Vinci pernah menyatakan keheranannya mengenai manusia yangg sering tidur. Ia berpendapat manusia hidup tersebut seperti orang mati saja karena apa bedanya orang yang msh hidup dengan yang sudah meninggal apabila yang hidup juga tidak melakukan apa-apa (baca: sia2)? Kawan.. Lihat ke negeri Palestina sana Ke negeri para bayi yang terlahir untuk hidup di surga Ke negeri yg para penghuninya waspada setiap saat terhadap pengeboman, penjarahan, pembunuhan, dan segala ketidakadilan yg dilakukan oleh orang2 yg mengatasnamakan perebutan kembali tanah milik mereka Ke negeri yang pedih karena para muslim yg seharusnya bertitel saudara tidak bertindak sepertt saudara (baca: tidak mendukung) Kawan.. Skali lagi, ingatlah.. Kita harus peka Selalu lihat ke bawah tapi jangan lupa lihat ke atas juga Selalu lihat ke depan tapi sesekali jangan lupa untuk menoleh ke belakang juga In order to be a better person, we can't improve urself only without caring 4 others
Kawan..bayangkanlah kesepiannya mereka yang tidak memiliki keluarga, mereka yg dimusuhin, dikucilkan, apalagi kesepian dan kepedihan orang-orang yang ditinggal mati kluarganya yang terbunuh di depan mata merekaKawan... Jangan terlalu sedih walaupun kadang orang suka meremehkan kita Di belahan dunia di sebelah mana pun, banyak sekali orang-orang terbuang yg mungkin jauuuuhh lebih tersakiti daripada kita Mereka dianggap hina Mereka dipandang rendah Entah berapa banyak cacian yg sudah mereka dengar Perlakuan kasar yang mereka dapat juga tak terhitung Lihatlah semuanya lebih dekat..dan kita akan sadar betapa sempurnanya hidup kita, paling tidak bagi diri kita sendiri 25 September 2007 - 09:25 Bunga Rampai Dakwah Bilqalam Oleh : Ali margosim "Nun , demi kalam dan apa yang mereka tulis.(Al qalam: 1) "...Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (Al-alaq :1-5) Ketika berbicara tentang Dakwah Bilqalam, sepertinya banyak sekali diantara kita yang berucap, "Belum kenal, sih". Selanjutnya banyak pula yang kebingungan. Parahnya, ambil diam. Benar, kondisi kita di Semarang khususnya, di Jateng umumnya, Dakwah Bilqalam belum terorganisir secara baik. Berbeda kondisinya dengan Jogjakarta, Bandung, Sulawesi utara, Hongkong, Jepang, Australia, yang sudah terkelolah dengan baik. Walaupun demikian, tidak ada kata diam, atau berhenti bagi para ikhwah. Bukankah diam itu berarti mati? Benar, dalam hal ini diam adalah mati. Berbeda pula halnya ketika meminang seorang akhwat (gadis), baginya diam adalah setuju. He he he !Afwan, saya tidak akan mengupas bagian ini secara mendetail. Nah, satu-satunya motor penggerak Dakwah Bilqalam milik ikhwah di bumi seantero negeri ini adalah Forum Lingkar Pena (FLP). Untuk lebih jelas tentang forum ini saudara bisa membuka situs www. forumlingkarpena.net , atau tunggu buletin khususnya. Dakwah bilqalam adalah tanggung jawab kita semua. Ada atau tidaknya forum yang bernama FLP ini, agenda dakwah ini harus kita emban juga sesuai dengan tuntutan globalization era. Dakwah bilqalam ini adalah bagian dari Amar Makruf Nahi Mungkar itu sendiri. Dakwah adalah kewajiban bagi setiap muslim, tanpa terkecuali. Dakwah adalah bagian dari hidup kita. Dakwah adalah aktivitas yang paling mulia. Sudah seyogyanya, seluruh kelebihan dan kekuarangan kita, kita curahkan untuk dakwah ini. Bagaimana hakekat dari dakwah itu sendiri, saya yakin kita semua sudah tahu. Dahsyat. Sungguh luar biasa. Dakwah yang tak terlepas dari tarian pena ini memberikan andil yang tak dapat dihargai secara materil. Seluruh orang berpengaruh di dunia ini tak terlepas dari kekuatan pena, yang menari-nari di atas lembaran-lemabaran secarik kertas. Buku yang berjudul "100, A ranking People That Influence in The World" , ditulis Michael Hart, bacalah. Hampir seluruh tokoh di dalamnya memiliki kekuatan pena yang dahsyat. Ikhwah Fillah!! Nabi Muhammad Saw telah mencontohkannya. Beliau telah mengirim surat kepada penguasa yahudi dan nasrani ke seluruh tanah arab di masa itu. Sekalipun yang menuliskan adalah para sahabat. Salah satu pengauasa yang mendapat kiriman surat dari beliau adalah Raja al Muqauqis. Penguasa kaum koptik di Mesir. Dengan Pak pos nya adalah Khatib bin Abi Baltah. Adapun bunyi surat itu adalah: "Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Penyayang. Dari Muhammad Bin Abdillah kepada Muqauqis, pembesar koptik. Salam sejahtera kepada orang yang mau menghiasi petunjuk yang benar. Dengan ini saya mengajak Tuan kepada ajaran islam. Terimalah islam, dan Tuan akan selamat..." Al Imam Hasan Al banna, adalah sosok pendakwah yang intens dalam dakwah bilqalam. Dunia mengenal beliau, dan Ikhwanul Muslimin yang beliaus pimpin, lewat karya-karyanya. Keseharian aktivitas beliau terorganisir dengan baik. Mulai dari sepertiga malam ia bangun, hingga tidur lagi, beliau catat dan disusun dengan rapi. Al imam Ghozali mencurahkan hidupnya untuk menghasilkan ratusan buku. Salah satu karya terbesarnya adalah kitab"Ihya Ulumuddin". Al imam Malik telah menyumbangkan kitab"Al Muwatta'" buat kita semua. Imam Nawawi telah menyumbangkan kitab "Riyadhus shalihin"nya. Ibnu Zina tealah melahirkan puluhan buku kedokteran, hinngga sekarang dunia barat tidak bisa lepas merujuk ke kitab"Al Qanun" nya. Syekh Yusuf Qardhawi telah menyumbangkan puluhan kitab fikihnya. Muhammad Natsir, seorang sosok yang paling ngotot untuk menjadikan islam sebagai dasar negara Indonesia. Beliau telah menyumbangkan sebuah buku"kapita selekta"nya, dan puluhan karya lainnya. Hamka telah menyumbangkan 115 karya buat generasi muda Indonesia, diantaranya tafsir Al Azhar. Beberapa sampel ditas, hanyalah sebagaian contoh kecil saja dari mereka yang selalu memberikan kontribusi kepada masyarakat. Mengapa mereka begitu ngotot untuk berkarya? Apakah mereka-mereka itu mencari kepopuleran? Tidak. Mereka telah diinspirasi oleh Allah dalam Alqur'an surat A 'alaq ayat 4-5, dan Surat AI Qalam ayat 1. Sebagai pengakhir serpihan pertama Bunga Rampai Dakwah Bilqalam ini, renungilah pernyataan seorang pembesar Perancis ini, Napoleon Bonaparte. Ia berkata," saya lebih takut kepada pena seorang penulis, ketimbang 1000 prajurit lengkap dengan senjatanya..." ( Dikutip dari berbagai sumber) Biodata Nama : Ali Margosim TTL : 14 Juli 1986 Status : Mahasiswa Elektro Undip 2005 Alamat : Wisma Alkautsar, Jl. Timoho Timur II No. 19 Bulusan-Tembalang Cp : 081931916261 Amanah : Ketua FLP Semarang |
posted by Hidayatullah Pati Central Java @ 21.28 |
|
|
Rizki tak Pernah Salah |
|
Oleh : Adi Supriadi,S.Sos (Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan) Jika kita termasuk yang sering bercukur di tukang cukur bermerk "Pangkas Rambut", cobalah bertanya kepada si akang pemangkas rambut tersebut perihal pendapatannya, maka kita akan takjub bagaimana dia bisa memperoleh 100 hingga 200 ribu perhari
Kemudian tanyakan juga kepada para pedagang toko kecil yang banyak berdiri di sudut jalan atau ujung gang, biasanya mereka menjual rokok, penganan kecil seperti biskuit dan permen dan juga kebutuhan rumah tangga seperti sabun dan pasta gigi. Hampir semua pemilik warung kecil itu selalu ada saja yang membeli barang dangangan mereka. Semua pun tahu, bahwa nyaris semua penjahit yang datang dari padang kemudian mencari nafkah di Kalimantan Barat atau di wilayah lain, tetapi kenyataannya mereka tetap hidup dan bisa sejahtera. Seperti halnya tempat-tempat penambal ban maupun bengkel motor di pinggir jalan itu sering kita panggil "Ucok" yang menandakan mereka datang dari Sumatra Utara, tetapi tetap bisa mendapat uang di rantau orang
Tentu sangat menarik memperhatikan fenomena ini, karena masing-masing mereka sudah ada 'jatah' rezeki dari Allah Swt. Seperti halnya semut yang kecil itu atau nyamuk. Makhluk Allah ini mempunyai rezeki masing-masing. Dan Allah Maha Adil membagi-bagi rezeki kepada setiap makhluk di muka bumi ini. Lebih jelasnya, setiap orang itu akan mendapatkan rezeki tergantung dari keterampilan yang dimilikinya. Orang yang memiliki skill memotong rambut, maka ia akan membuka usaha cukur rambut. Orang yang mendapatkan pelayanan dari keahlian si tukang cukur, akan membayar sesuai jerih payah dan keahlian tersebut. Sama halnya dengan kita, keterampilan apa yang bisa kita "jual" agar pihak lain mau mengeluarkan sejumlah uang sesuai keahlian yang kita miliki itu. Intinya, jangan pernah berharap rezeki akan datang begitu saja tanpa ada satu usaha untuk menunjukkan satu bentuk keterampilan yang kita miliki. Lebih dari satu keterampilan yang kita miliki, Insya Allah akan lebih pula yang bisa didapat. Tidak punya keterampilan satu pun, siap-siap selalu gigit jari karena kesempatan selalu terlewat begitu saja tanpa bisa kita raih. Misalnya begini, pernah ada seorang kawan yang bertanya perihal lowongan di tempat saya bekerja. Kemudian saya tanya, "Mengoperasikan mesin jahit bisa? Bisa memotong kain dengan mesin tidak ?" Untuk dua pertanyaan tersebut, jawabannya sama : Tidak. Ooh, ya kalau begitu saya ajukan satu pertanyaan lagi, "Bisa mengemudi mobil?" Berhubung saat itu di kantor memang sedang membutuhkan seseorang dengan keahlian tersebut. Nyatanya, ia juga menjawab "Tidak" meski dibubuhi kalimat pendukung, "tapi saya bisa belajar kok" Agak sulit bagi siapa pun untuk membantu mencarikan pekerjaan buat seseorang yang tidak memiliki satu pun keterampilan. Bahkan seorang Office Boy (OB) sekalipun memiliki keterampilan khusus yang menjadi prasyarat ia bisa diterima bekerja sebagai office boy. Rezeki tidak pernah salah alamat, itu pasti. Kalau mengibaratkannya dengan seorang tukang pos pengantar surat, ia tidak akan pernah kesulitan mengantar surat jika tertera alamat yang jelas dan lengkap. Ditambah lagi, si pemilik rumah pun semestinya menuliskan alamat rumahnya dengan jelas, seperti nomor rumah, RT/RW dan lain sebagainya, agar pak pos tak kesulitan mencocokkan alamat tertera di surat dengan alamat kita. Jangan salahkan jika tukang pos kebingungan mencari alamat kita, karena boleh jadi kita memang tak memasang alamat jelas di depan rumah. Jadi, tunjukkan kemampuan, keterampilan, dan keahlian yang kita miliki. Agar orang lain bisa melihatnya dengan jelas dan memberikan kesempatan terbaik buat kita. Karena rezeki memang tidak pernah salah alamat, hanya kadang kita sendiri yang tak menunjukkan alamat jelas, sehingga seringkali rezeki berlalu begitu saja. ** *) Penulis adalah Putra Kelahiran Ketapang Kalimantan Barat, Alumni S1 Fakultas Dakwah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Haudl Ketapang,Kalimantan Barat Aktivitas saat ini : Mahasiswa S2 Manajemen Pemasaran Universitas Winaya Mukti Bandung, Jawa Barat. Asisten Manager Human Resources Management PT Rabbani Asysa Garment Bandung, Jawa Barat. Direktur Eksekutif Gerakan Pekerja Raih Sejahtera (GPRS) Bandung Jawa Barat Ketua Umum Forum Majlis Ta'lim Pekerja (FORMATAP) Bandung Jawa Barat Sekretaris Divisi Tani Tenaga Kerja & Buruh (TTKB) DPD PK Sejahtera Kota Bandung, Jawa Barat Penulis di Media Online dan Penceramah diberbagai talkshow dan majlis Ta'lim Pekerja/Buruh di Kota Bandung, Jawa Barat |
posted by Hidayatullah Pati Central Java @ 21.27 |
|
|
Remaja Di Persimpangan Jalan |
|
Adi Supriadi Para remaja muda-mudi kita adalah warisan kita bagi masa depan. Mereka adalah aset yang berharga agar agama Islam tetap dihayati dan dipraktikkan oleh masyarakat Islam di masa yang akan datang. Mereka adalah harapan masyarakat dan negara. Maka adalah penting bagi kita memastikan agar mereka bersedia untuk membawa panji perjuangan kita di masa yang akan datang. Mereka mesti menjadi orang-orang yang bisa diharapkan, bukan saja untuk membina masyarakat dan negara yang maju, tetapi yang lebih penting adalah agar Islam akan terus menjadi panduan masyarakat.
Alhamdulillaah, sekarang sudah banyak contoh-contoh yang baik yang bisa kita ambil sebagai teladan. Kita mempunyai golongan muda-mudi Islam yang bisa menjadi kebanggaan dan harapan masyarakat. Dan sekarang kita melihat semakin ramai anak muda kita yang mempunyai kesadaran dan penghayatan terhadap agama Islam. Mereka ingin mempraktikkan Agama Islam dalam semua aspek kehidupan mereka. Ini harus dibanggakan dan disebarluaskan agar lebih semarak remaja dan golongan muda menjadikan Islam sebagai kehidupan mereka. Akan tetapi masih banyak di kalangan remaja kita yang terbawa budaya yang bertentangan dengan nilai-nilai murni Islam. Sebagai contoh, setiap tahun lebih dari 100 pasangan Islam mendaftarkan diri untuk menikah dengan calon istri yang sudah hamil. Sebagian besar di antara mereka akan melahirkan anak diluar nikah sementara sebagian kecil menggugurkan kandungan mereka. Adakah ini yang kita inginkan dalam masyarakat Islam kita? Adakah ini yang dikatakan sebagai khairul ummah atau sebaik-baik umat? Semakin banyak remaja kita yang tanpa segan dan malu membuka aurat mereka. Malah ada yang lebih berani lagi. Mereka berdua-duaan dan berkelakuan tidak senonoh di tempat umum. Ini bertentangan dengan ajaran Islam. Pertanyaannya, mengapa mereka melakukan hal yang demikian? Banyak faktor yang berperan. Tetapi yang paling terlihat adalah faktor pendoktrinan terhadap budaya-budaya asing (Ghazwul Fikr). Kalau zaman dahulu ada televisi. Sekarang ini kita menghadapi pula teknologi internet dan televisi kabel yang mana segala bentuk informasi dapat diraih hanya dengan menekan tombol remote saja.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa internet dan televisi kabel membawa kebaikan. Dengannya kita lebih tahu perkembangan dunia dan ilmu-ilmu sains terkini. Masyarakat kita tidak lagi seperti katak di bawah tempurung. Berbagai manfaat yang dapat kita peroleh. Akan tetapi internet dan televisi kabel juga membawa unsur-unsur yang bertentangan dengan nilai Islam. Dan jika kita tidak dibentengi dan diperkuat dengan agama, maka kita juga bisa terpedaya dengan unsur-unsur negatif tersebut. Setiap kali kita menonton film barat, akan dipaparkan adegan-adegan yang tidak sesuai dengan Islam. Setiap kali kita menonton televisi kita akan mendengar perkataan-perkataan jorok. Setiap kali kita menonton televisi kita akan disajikan dengan gaya hidup yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Bayangkanlah! Seorang remaja yang masih memerlukan bimbingan dalam kehidupan mereka, disajikan setiap hari dengan budya hidup yang bertentangan dengan Islam, tidakkah ia akan mudah terpengaruh?
Di internet pula, halaman porno dengan mudah dilihat. Kalau ini menjadi menu harian kepada anak-anak Islam kita semasa mereka sedang ABG, maka tidak heran akhirnya nilai-nilai Islam menjadi asing bagi mereka. Dalam kondisi semacam ini, siapakah yang harus disalahkan? Setiap orang tua bertanggung-jawab mendidik anak-anak mereka dengan nilai-nilai Islam. Anak-anak adalah amanah Allah. Dan Allah akan minta pertanggungjawaban kita di akhirat kelak mengenai pendidikan terhadap anak-anak kita tersebut. Berapa banyak orang tua yang akan diseret ke neraka atas perbuatan anak-anak mereka?!
Kita tidak boleh menyalahkan televisi kabel atau internet atas keruntuhan akhlak para remaja dan pemuda zaman sekarang ini. Sebaliknya kita perlu merenung kembali. Adakah kita sudah memainkan peranan yang secukupnya sebagai seorang Ayah atau ibu dan atau sebagai seorang abang atau kakak? Adakah kita sudah memainkan peranan dalam mendidik dan menanamkan keimanan dalam jiwa anak-anak muslim kita sehingga mereka tidak mudah terperdaya? Sudahkan anak-anak kita diberi pengajaran Islam yang secukupnya untuk mereka menghadapi dunia sekarang yang penuh godaan ini. Anak-anak semula memandang orang tua mereka sebagai panduan hidup mereka. Sekiranya orang tua tidak memberikan contoh yang baik, sekiranya orang tua sendiri terpengaruh dengan unsur-unsur negatif Barat, maka tidak heranlah jika anak-anak mereka juga berkelakukan demikian. Seperti kata pepatah : Ayah Kencing Berdiri, anak Kencing berlari. Akan tetapi kalau orang tua menunjukkan contoh yang baik terhadap anak-anak mereka, menjadikan keluarga mereka sebagai keluarga Islami, yang menerapkan nilai-nilai Islam dalam keluarga mereka, maka percayalah, anak-anak mereka juga akan menjadikan Islam sebagai panduan kehidupan mereka.
Melalui tulisan kali ini, saya ingin menyeru kepada para remaja dan pemuda kita, agar menyadari bahwa mereka adalah harapan keluarga dan negara. Jika mereka menjalankan tanggung-jawab sebagai Pemuda Islam yang dinamis, maka masyarakat kita dan negara akan menjadi lebih maju lagi. Akan tetapi jika mereka lebih mementingkan keseronokan dan hiburan sehingga lalai dari tanggung-jawab, maka masyarakat dan negara kita akan menjadi lemah.Sebagai remaja Muslim, kita mempunyai empat tanggung Pertama : Kita WAJIB sadar bahwa waktu remaja bukanlah untuk berhura-hura, tetapi waktu tersebut WAJIB diisi dengan mencari ilmu pengetahuan dan menghayati Agama Islam. Jadikan waktu tersebut sebagai persiapan untuk menghadapi masa depan apabila kita semakin tua kelak. Kedua : Kita tidak mudah terperdaya dengan unsur-unsur negatif. Ambillah budaya yang baik dari siapapun dalam mencari dan meningkatkan ilmu. Tetapi kekalkan akhlak dan cara kehidupan orang Islam. Kita akan menjadi orang yang paling disegani dan dihormati kelak. Kita akan Mulia di dunia dan di akhirat, insya Allah.
Ketiga : Sebagai remaja, janganlah kita menghabiskan masa berkhayal dengan perasaan cinta dan mencari pasangan. Hal itu tidak membawa banyak hasil. Malah waktu kita yang berharga yang sepatutnya dihabiskan dengan mencari ilmu atau berbakti kepada masyarakat. Keempat : Hormatilah Orang Tua kita, walaupun pada pandangan kita mereka tidak memahami jiwa dan perasaan kita. Sesungguhnya, Orang tua kita adalah pintu syurga. Sekiranya kita tidak sependapat dengan mereka maka katakanlah dengan nada yang lembut dan sopan, bukan dengan membentak dan menunjukkan marah.
Firman Allah SWT dalam surah Al-Isra', ayat 23 yang artinya, "Dan Tuhanmu telah menentukan agar kamu jangan menyembah melainkan Allah dan hendaklah kamu berbuat baik dengan mereka. Jika salah seorang dari mereka atau kedua-dua mereka telah berusia tua, maka janganlah berkata kasar kepada mereka, akan tetapi ucapkan kepada mereka dengan ucapan yang baik dan lembut." Penulis adalah Putra Kelahiran Ketapang Kalimantan Barat, Alumni S1 Fakultas Dakwah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Haudl Ketapang,Kalimantan Barat
Aktivitas saat ini : Mahasiswa S2 Manajemen Pemasaran Universitas Winaya Mukti Bandung, Jawa Barat. Asisten Manager Human Resources Management PT Rabbani Asysa Garment Bandung, Jawa Barat. Direktur Eksekutif Gerakan Pekerja Raih Sejahtera (GPRS) Bandung Jawa Barat Ketua Umum Forum Majlis Ta'lim Pekerja (FORMATAP) Bandung Jawa Barat Sekretaris Divisi Tani Tenaga Kerja & Buruh (TTKB) DPD PK Sejahtera Kota Bandung, Jawa Barat Penulis di Media Online dan Penceramah diberbagai talkshow dan majlis Ta'lim Pekerja/Buruh di Kota Bandung, Jawa Barat |
posted by Hidayatullah Pati Central Java @ 21.26 |
|
|
seberapa sering Kita Bersyukur |
|
Tubuh ini dilengkapi oleh Allah dengan 5 panca indra, dan masing-masing indra mempunyai fungsi yang berbeda, kelima panca indra itu merupakan fasilitas untuk menunjang aktifitas kehidupan. Dari kelima panca indra itu salah satunya adalah mata dan tentu semua dari kita pasti sudah tau fungsi mata, yaitu untuk melihat. Melalui mata, kita bisa dengan mudah melangkah menuntun kaki menapaki jalan, baik dalam keadaan siang maupun malam. Mata juga bisa dikatakan jendela keindahan, pasalnya kita tidak akan bisa mengatakan sesuatu yang nampak indah, bila kita sebelumnya tidak pernah melihatnya dan mata ini lah alat untuk menikmati keindahan itu. Syukur tiada terkira saat ini saya bisa browsing internet, dapat membaca informasi beserta gambarnya dengan nyaman. Itu lantara di bagian depan kepala ini ada 2 buah bola mata yang terpasang sejajar dan rapih, Maha Suci Allah yang telah memberikan mata secara cuma-cuma pada saya, Alhamdulillah. Tentu tidak hanya itu saja nikmat yang saya rasakan melalui mata ini, banyak nikmat-nikmat lainnya. Salah satunya saya bisa pergi ke kantor dengan mengendarai motor, itu lantaran saya dapat melihat. Karena bila mata ini dalam keadaan buta, sangat tidak mungkin saya bisa mengendarai motor, walaupun tangan sudah memegang stang motor dan kaki sudah siap mengatur Gear dan menginjak rem. Beberapa waktu yang lalu, saya melihat seorang wanita muda yang sedang diberi ujian oleh Allah, kedua matanya tidak dapat melihat, sepertinya dia menyandang tuna netra sejak lahir. Kalau mau digolongkan, dia termasuk wanita yang tegar dan gigih. Saya akan menceritakan pada Anda mengenai wanita itu. Kala itu selepas pulang kerja, sudah menjadi biasa sore itu saya melintasi jalan yang sama seperti hari sebelumnya, karena memang jalan itu adalah jalan utama rute perjalanan saya pulang pergi ke kantor. Saat itu dari kejauhan, di sebelah kiri jalan saya melihat ada seorang wanita berjalan dengan langkah yang lamban dan di pundak kanan kirinya tergangtung 2 bungkus plastik besar yang berisi kerupuk dengan jenis yang berbeda, sepertinya dia sedang berjulan. Motor saya pun makin lama makin mendekati wanita itu dan melewatinya. Benar seperti dugaan saya sebelumnya, dia sedang menjajakan kerupuk barang dagangannya. Karena memang saya tidak ada niat membeli kerupuk, jadi saya melewatinya. Tapi tiba-tiba terfikir dibenak ini untuk membeli kerupuknya, membeli dengan niat tidak semata ingin memakan kerupuk, tapi untuk menolong agar dagangannya cepat berkurang. Kemudian saya balikkan arah motor untuk menghampiri wanita tuna netra penjual kerupuk itu, sampailah saya menghampirinya, dari samping kanannya saya panggil dia "mba, beli kerupuknya" lalu dia memberi pilihan "mau yang mana mas, yang ini apa yang ini ?" sambil dia menyebutkan jenis kerupuknya. Lalu saya pilih kerupuk yang tergantung dipundak kirinya (1 plastik berukuran sedang berisi 5 buah kerupuk bundar, seharga 5 ribu rupiah) dan dia mengeluarkan kantong kresek untuk membungkus kerupuk itu, lantas saya memberikan uang padanya, setelah itu saya mengucap terima kasih. Kembali ketujuan semula pulang ke rumah, motor saya gas sedang, kantong kresek berisi kerupuk tergantung di sebelah kiri stang motor. Kira-kira jarak 500 Meter, reflek terfikir di otak ini "kenapa tadi saya tidak memberi uang tip (bersodakoh) pada penjual kerupuk itu...wah ladang amal nih ! segera saya balikan arah motor untuk mencari wanita itu dan ternyata dia sudah tidak ada di sekitar pinggiran jalan tadi, saya bergumam di dalam hati "jangan-jangan dia sudah belok ke gang itu". Ketika saya akan belok, dari sebrang jalan saya lihat wanita itu sedang duduk di pos satpam. Di sebelah kanan gang itu ada pintu gerbang sebuah perusahaan terbuka lebar, waktunya pulang kerja. Dan rupanya dia duduk di dekat pos satpam itu harapannya para karyawan dan karyawati yang pulang kerja, mampir membeli kerupuknya. Saya pun menyebrang jalan dan motor saya parkirkan sebentar di depan pintu gerbang, lalu saya menghampiri wanita tuna netra itu sambil memberinya uang, terlihat satpam dan beberapa karyawan memperhatikan saya, mungkin mereka bertanya-tanya "koq saya memberikan uang padanya tapi tidak mengambil kerupuk ?!" dalam hati saya berbicara "akh biarin aja lah, mereka mau menduga apa....Allah maha tau niat di hati ini". Istri di rumah mendengar cerita tadi, terharu plus salut sekali pada wanita tuna netra penjual kerupuk itu, dalam keadaan buta dia tegar, semangat ikhtiarnya untuk mencari nafkah gigih sekali, SubhanAllah. Kita-kita ini yang diberi penglihatan normal, akan kah terlontar dari mulut ini kata mengeluh...sedangkan seorang yang buta begitu gigih mencari karunia Allah. Terbayangkah oleh Anda, bila mata ini buta ?! yang dulunya kita di siang hari menatap ke depan, menoleh ke kanan/kiri, menenggak ke atas dan berbalik ke belakang...semua serba terang dan jelas memandang, mungkin kita akan merasa menderita bila keadaan berbalik, pandangan menjadi gelap baik siang maupun malam karena mengalami kebutaan. Puji syukur pada Allah, Anda dan saya sekarang ini masih dapat melihat, Dia-lah Allah yang telah memberikan mata ini sebagai salah satu nikmat yang manfaatnya sungguh amat bernilai. Berikut ini penggalan ayat (QS. Ibrahim:34) "Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya". Bila dalam sebuah kompetisi lomba melukis, lomba cipta lagu dan lomba seni lainnya seorang juri dapat memberi nilai terhadap karya seseorang, lain halnya dengan nikmat Allah, tak satu manusia pun mampu memberi nilai atas nikmat-Nya ! Satu contoh tadi nikmat mata, manfaatnya sungguh luar biasa. Coba kita bayangkan ilustrasi berikut ini : Pasangan suami istri yang sedang menanti kelahiran anak, dalam masa penantian itu penglihatan mereka masih berfungsi dengan normal. Ketika usia kehamilan mendekati 9 bulan, entah karena kecelakaan atau sebab lain, mata mereka menjadi buta. Jadi saatnya sang jabang bayi lahir, mereka tidak dapat melihat wajah anaknya ! Berhubung sebelumnya penglihatan mereka normal, bisa kita bayangkan betapa sedih dan tersiksanya mereka ketika sedang menimang-nimang anak tidak dapat membayangkan wajahnya. Lain halnya dengan orang yang buta bawaan semenjak lahir, mereka sedari kecil memang tidak pernah bisa melihat satu benda pun, apalagi untuk membayangkannya...Kembali ke pasangan suami istri tadi, mungkin dalam keadaan buta seperti itu, mereka akan memohon pada Allah untuk menormalkan matanya walau hanya beberapa detik saja agar dapat melihat wajah anaknya, agar mereka bisa membayangkan wajah anaknya. Bila Allah benar mengabulkan permohonannya, sungguh itu detik-detik yang sangat berharga, pasti lah kesempatan itu dimanfaatkan sekali untuk merekam wajah anaknya di dalam ingatannya. Lalu bagaimana dengan beberapa diantara kita yang sudah mempunyai anak, setiap hari dapat memandangi wajahnya dengan leluasa, sungguh itu amat menyenangkan sekali. Bila kita diminta memberi penilaian atas nikmat mata ini, berapa nilai yang akan kita berikan ?! pasti Anda akan tertegun bingung sulit untuk menghinggakannya ! Baru satu nikmat saja, kita sudah tidak mampu menghitung nilainya, bagaimana jika diminta menghitung dan memberi nilai terhadap nikmat-nikmat lainnya, seperti : mulut, di dalam mulut ada lidah sebagai perasa, ada gigi untuk mengunyah dan di dalam perut ada jantung, paru-paru dll. Masih ada lagi anggota tubuh yang lain dan di luar itu masih banyak nikmat yang kita dapat, seperti air, udara, sinar matahari dan selebihnya silahkan Anda teruskan sendiri untuk menyebutkannya satu persatu hingga lelah... Sungguh berlimpah nikmat Allah yang diberikan pada manusia, dari mulai manusia berada di dalam rahim ibu, hingga besar seperti kita sekarang ini. Allah berkata tegas pada (QS. Al-Rahman:13) "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" Oleh karena itu Allah mengancam manusia yang tidak pandai bersyukur dengan azab yang amat pedih, itu tertulis pada (QS. Ibrahim:7). Dan ternyata pada kenyataannya hanya segelintir saja manusia yang pandai bersyukur, begitu Allah berkata di dalam (QS. Al-A'raf:10) "Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur". Mari intropeksi diri, seberapa seringkah kita bersyukur ? Wallahu'alam bish showab. Semoga bermanfaat 18 November 2007 - 06:58 Hanya Ingin Kau Berubah Maafkan uni mengganggumu saat tidur tapi...ini sudah waktunya kau salat subuh. Walau berat mata ini, cobalah kau paksa untuk mengerjakan salat yang hanya 5 menit dengan waktu yang sedikit dibanding waktu tidurmu yang sejam bahkan lima jam berlalu. Tapi, Uni hanya ingin kamu salat. Salahkah?. Maaf bila Uni mematikan tape mu karena sudah waktunya kamu mengaji. Ngaji saja dulu, minimal 1 menit bukankah wktu mendengarkan lagu dan bersantaimu lebih banyak dari pada waktumu mengaji yang tidak ada seper2nya. Uni hanya ingin kamu bisa mengaji dan khatam al qur'an meskipun untuk yang pertama kali. Maafkan Uni bila terkadang tidak membangunkanmu untuk pergi sekolah meski Uni tak tega, karena hanya ingin memberi pelajaran padamu yang selalu menggunakan kata "nanti" kalau disuruh, termasuk disuruh bangun untuk bernagkat sekolah setelah bangun dan kembali tidur lagi. Yang hingga akhirnya kau bagun kesiangan meski sudah ada yang membangunkanmu. Itu hanya pelajaran agar kau menghargai waktu dan berusaha untuk disiplin waktu. Aku hanya ingin berkata. Aku sayang padamu, saking sayangnya aku pada mu hingga tidak ingin suatu kesalahan kau perbuat. Aku hanya ingin menjagamu. Seperti aku menjaga diri ku sendiri. Aku rela kau benci. Aku rela kau tak anggap aku sebagai Kakakmu, Aku rela kau usir hadirku dalam hidupmu, aku rela kau palingkan wajahmu dari ku, aku rela tak ada sedikit kata maaf untukku. Hanya satu yang aku mau belajarlah untuk menghargai hidup ini, belajarlah untuk bisa berkarya meskipun hanya menjadi anak yang penurut. Belajarlah untuk menghargai waktu, karena kedisiplinan bukanlah dari orang dan disiplin adalah harga yang mahal dalam hidup kita. Karena orang akan cerdas karena disiplin, ia akan dihargai karena disiplin, ia akan dicintai karena disiplin. Aku ingin kau bisa mengkhatamkan alqur'anmu, aku ingin kau menunaikan nazar untuk salat lima waktu. Aku tahu kau bukan musuhku, dan kau pun bukanlah orang lain dalam hidupku.... Karena itu aku ingin kau bisa berubah. Aku berkata itu bukan berarti aku orang yang disiplin, bukan berarti aku orang yang pandai menghargai waktu tetapi, aku orang bodoh yang ingin berusaha memanfaatkan waktu sebaiknya sebelum ajal menjemputku, karena aku sedang mempersiapkan mencari jawaban dari pertanyaan malaikat izroil tentang masa mudaku yang digunakan untuk apa, tentang waktuku yang dihabiskan untuk apa. Itulah yang sedang aku persiapkan, dari yang aku persiapkan. Semoga kita bisa menjawabnya dengan jawaban yang memuaskan Izroil. Karena sebenarnya Allah mencari hambaNya yang selalu menangis karena waktunya lebih sedikit dari pada pekerjaannya yang itu semua tentunya dalam kontek kebaikan dunia akhirat. INGATLAH, aku sayang pada kalian melebihi diriku sendiri dan aku rela dibenci. Karena aku hanya ingin kalian juga disayang ALLAH. Dian Kartika Sari http://www.lailanahwa.multiply.com |
posted by Hidayatullah Pati Central Java @ 21.25 |
|
|
cinta Vs Cinta Buta |
|
Rasa cinta di dalam hati kadang kala membuat kita lupa akan segala hal yang ada dikenyataan kita, kadang pula kita memaknai cinta sebagai hal yang lumrah dan wajar bagi kita. Tetapi pada hakikatnya cinta adalah rahmat dari Allah SWT. dan merupakan salah satu nikmat-Nya yang paling besar bagi diri kita sebagai seorang hamba Allah SWT. oleh karena itu jagalah cinta, jangan sekali-kali engkau nodai cinta yang suci ini wahai Bani Adam. Dan jagalah ia jangan sampai hilang di telan oleh lumpur hidup yang siap menelan kapan saja. Rasa cinta ada pada hati setiap manusia, hewan, bahkan tumbuhan sekali pun. Seandainya makhluk Allah SWT. selain Bani Adam bisa berbicara mungkin ia akan berkata "Aku mencintaimu", kata cinta ini sungguh sangat fenomenal dan luar biasa efeknya. Dengan kata cinta orang bisa menangis, dengan kata cinta orang bisa bahagia, bahkan karena cinta nyawa pun hilang. Ketika rasa cinta meresap ke dalam hati yang masuk melalui pori-pori tubuh sehingga buluk kuduk pun berdiri tegak, dikarenakan hebatnya perkataan cinta maka kita pun akan terperana dengan kehebatan kata cinta itu. Itulah fenomena yang terjadi ketike seoarang jatuh cinta. Orang yang sedang bercinta akan merasakan indahnya dunia ini, sehingga ada jargon "dunia hanya milik berdua", kata-kata ini mungkin bisa dikatakan lucu bagi sebagian orang, karena kata ini mustahil terjadi, tetapi bagi orang yang sedang jatuh cinta maka semuanya bisa terjadi walaupun pada hakikatnya tidak akan terjadi. Hal ini berkaitan langsung dengan jargon "cinta itu buta" kata ini di satu sisi mendukung adanya kata "dunia hanya milik berdua" tapi di sisi yang lain perkataan "cinta itu buta" sebuah ungkapan yang mengarah negatif, artinya kenapa dia mengatakan dunia milik kita berdua? karena dia buta, tetapi buta di sini dalam tanda kutip yaitu buta karena cinta yang semu. Lalu cinta apakah yang dapat melihat tetapi dunia milik kita bersama? Jawabannya mahabbah fillah (cinta karena Allah). Inilah konsep cinta yang sesungguhnya, inilah konsep cinta yang kekal, inilah konsep cinta yang abadi, dan inilah konsep yang akan menolong kita dari kengerian hari kiamat. Karena mahabbah fillah adalah salah satu tanda orang yang mendapatkan naungan pada hari kiamat ketika tidak ada naungan kecuali naungan Allah. Oleh karena itu, kita mencintai sesuatu apapun baik kekasih, guru, sahabat, teman, orang tua, hewan peliharaan dan lain sebagainya hendaknya dikarenakan Allah SWT, agar cinta kita itu di nilai ibadah. Bukan kah niat itu sangat berpengaruh dalam perbuatan kita apalagi kita sebagai manusia yang di ciptakan oleh Allah SWT. untuk beribadah oleh karena itu agar semuanya ibadah diniatkan kerena Allah SWT. inilah yang di sebut dengan mahabbah fillah (cinta karena Allah) Jikalau cinta sudah di rasuki oleh kata "karena Allah" maka sungguh nikmat dan begitu syahdunya. Apalagi cinta ini dimaksudkan mencintai makhluk Allah SWT. yang sudah barang tentu fana yang tidak kekal, maka kita pun akan berpisah dengan sesuatu yang kita cintai itu karena ada sebuah perkataan "ada pertemuan dan pasti ada perpisahan", tetapi bagi orang yang sudah di rasuki oleh kata "karena Allah" maka ia tidak akan kecewa dan tidak akan menyesal yang berlarut. Cinta yang dikarenakan Allah SWT. akan memegang prinsip "cintailah kekasihmu jangan berlebihan" karena cinta yang hakiki dan yang sebenarnya adalah cinta kepada penciptanya. Apalagi di tambah dengan kata-kata "dunia milik bersama" , sungguh indahnya muslim, kita di perintahkan untuk saling menasihati dan saling mengingatkan, karena dunia ini milik kita bersama yang menjadi sarana mengumpulkan bekal yang banyak untuk perjalanan yang jauh, lebih jauh lagi dari pada perjalanan mengelilingi jagat ini dengan kecepatan cahaya. Bersyukurlah wahai Muslim dan Muslimah. Marilah untuk merubah konsepsi kita dari cinta buta yang milik berdua kepada cinta yang melihat yang milik bersama, karena alangkah indahnya saat hati ini melihat dan mengajak bersama-sama untuk menuju surga-Nya Allah SWT. yang kekal dan Abadi by. Ibnu Saduki al-Bekasi (Adi Nurseha) |
posted by Hidayatullah Pati Central Java @ 21.24 |
|
|
Sungguh Cepat Engkau Menjawabnya |
|
Hpku tiba-tiba berdering, menandakan ada SMS yang masuk. Setelah kulihat nama pengirimnya, tertulis nama Dina. Ku lanjutkan membaca pesannya "Mbak, apa kabar?oya, aku mau ngomong sesuatu tapi aku malu mbak..."katanya. " Nggak usah malu dek, ngomong ja.meski baru kenal, adik sudah ku anggap saudara sendiri..."balasku. Dia membalasnya" Ayahku pergi ke Jakarta, bisa nggak kalau mbak ngirimi aku pulsa. nanti saya ganti setelah ayah balik dari Jakarta". Entah kenapa seketika itu juga hatiku bertanya-tanya dan merasa aneh,kok bisa-bisanya dia minta kiriman pulsa padahal kita baru beberapa hari kenal dan itupun dikenalin seorang teman ewat SMS. Lama sekali SMS itu tidak ku balas meskipun HP masih berada di genggaman. Hatiku masih bertanya-tanya dan berusaha membuatnya berpikiran positif. Dalam kondisi masih bingung, dia membalasnya" Kalau mbak tidak bisa, tidak apa-apa.maaf ganggu..." katanya. Dan seketika itu juga ku balas " Ya sudah nanti saya kirimi". Meskipun sudah memberi jawaban seperti itu, hatiku masih ragu dan terus berpikir, kenapa dia seperti itu padahal baru kenal. Dan dalam proses berpikir tersebut, tiba-tiba ku tersentak dengan mengingat satu ayat dalam Al-Qur'an"Apakah kau mengira bahwa kau telah dikatakan beriman, sebelum Allah menurunkan ujian-ujian padamu" dan sebuah kata bijak "Rejeki itu milik Allah, bukan milikmu. Jika kau meringankan beban orang lain tanpa ragu dan tunda-tunda maka Allah akan meringankan bebanmu tanpa kau duga-duga". Setelah itu, hatiku tiba-tiba sadar dan yakin bahwa Allah pasti berada di balik semua ini dan ingin menguji atas rejeki yang ku miliki. Dan hatiku tiba-tiba lega. Beberapa saat kemudian, hpku berdering lagi. bukan SMS dari seseorang yang masuk melainkan ada laporan bahwa ada transferan pulsa ke hpku. Ku bingung karena yang ngirim itu bukan nomor yang ku kenal. Untuk konfirmasi, akhirnya ku kirim SMS pada nomor yang mentransfer itu. Dan spontan dibalas" Maaf, tadi saya salah kirim. Tapi tidak apa-apa, itu buat Anda saja". Setelah mendapat jawaban SMS itu, tak terasa air mengalir hangat dipipiku. Ku terharu sekaligus tak percaya atas semua yang terjadi. Dengan spontan pula, mulutku berucap"Allahu Akbar...allahuakbar...allahuakbar..." sekaligus beristighfar karena beberapa saat yang lalu ku meragukan sesuatu kehendak Allah. Sungguh, ketika hatiku bimbang dan ragu, Allah menjawabnya dengan cepat. Dia menunjukkan bahwa segala sesuatu yang terjadi pada manusia adalah KehendakNya. Rejeki adalah milikNya sehingga kita tidak boleh ragu untuk meringankan beban orang lain meskipun orang itu baru kita kenal dan tak kenal sekalipun karena Dialah yang akan menjaga diri dan harta kita. Allahuakbar... |
posted by Hidayatullah Pati Central Java @ 21.16 |
|
|
Untuk Mu Ukhty |
Kamis, 24 Januari 2008 |
Assalammu'alaikum Wr... Wb...
Apa kabar calon istriku? Hope u well and do take care... Allah selalu bersama kita
Ukhtiku... Masihkah menungguku...?
Hm... menunggu, menanti atau whatever-lah yang sejenis dengan itu kata orang membosankan. Benarkah?! Menunggu... Hanya sedikit orang yang menganggapnya sebagai hal yang 'istimewa' Dan bagiku, menunggu adalah hal istimewa Karena banyak manfaat yang bisa dikerjakan dan yang diperoleh dari menunggu Membaca, menulis, diskusi ringan, atau hal lain yang bermanfaat
Menunggu bisa juga dimanfaatkan untuk mengagungkan-Nya, melihat fenomena kehidupan di sekitar tempat menunggu, atau sekadar merenungi kembali hal yang telah terlewati Eits, bukan berarti melamun sampai angong alias ngayal dengan pikiran kosong Karena itu justru berbahaya, bisa mengundang makhluk dari 'dunia lain' masuk ke jiwa
Banyak hal lain yang bisa kau lakukan saat menunggu Percayalah bahwa tak selamanya sendiri itu perih Ngejomblo itu nikmat, jenderal! Ups, itu judul tulisanku beberapa waktu lalu
Bahwa di masa penantian, kita sebenarnya bisa lebih produktif Mumpung waktu kita masih banyak luang Belum tersita dengan kehidupan rumah tangga Jadi waktu kita untuk mencerahkan ummat lebih banyak Karena permasalahan ummat saat ini pun makin banyak
Karenanya wahai bidadari dunia... Maklumilah bila sampai saat ini aku belum datang Bukan ku tak ingin, bukan ku tak mau, bukan ku menunda Tapi persoalan yang mendera bangsa ini kian banyak dan kian rumit Begitu banyak anak tak berdosa yang harus menderita karena busung lapar, kurang gizi, lumpuh layuh hingga muntaber Belum lagi satu per satu kasus korupsi tingkat tinggi yang membuktikan bahwa negeri ini 'sarang tikus' Ditambah lagi bencana demi bencana yang melanda negeri ini Meski saat ini hidup untuk diri sendiri pun rasanya masih sulit Namun seperti seorang ustadz pernah mengatakan bahwa hidup untuk orang lain adalah sebuah kemuliaan Memberi di saat kita sedang sangat kesusahan adalah pemberian terbaik Bahwa kita belumlah hidup jika kita hanya hidup untuk diri sendiri
Ukhtiku... Di mana pun engkau sekarang, janganlah gundah, janganlah gelisah Telah kulihat wajahmu dan aku mengerti, betapa merindunya dirimu akan hadirnya diriku di dalam hari-harimu Percayalah padaku aku pun rindu akan hadirmu Aku akan datang, tapi mungkin tidak sekarang Karena jalan ini masih panjang Banyak hal yang menghadang Hatiku pun melagu dalam nada angan Seolah sedetik tiada tersisakan Resah hati tak mampu kuhindarkan Tentang sekelebat bayang, tentang sepenggal masa depan Karang asaku tiada 'kan terkikis dari panjang jalan perjuangan, hanya karena sebuah kegelisahan Lebih baik mempersiapkan diri sebelum mengambil keputusan Keputusan besar untuk datang kepadamu
Ukhtiku... Jangan menangis, jangan bersedih, hapus keraguan di dalam hatimu Percayalah pada-Nya, Yang Maha Pemberi Cinta, bahwa ini hanya likuan hidup yang pasti berakhir Yakinlah...saat itu pasti 'kan tiba Tak usah kau risau karena makin memudarnya kecantikanmu Karena kecantikan hati dan iman yang dicari Tak usah kau resah karena makin hilangnya aura keindahan luarmu Karena aura keimananlah yang utama Itulah auramu yang memancarkan cahaya syurga, merasuk dan menembus relung jiwa
Wahai perhiasan terindah... Hidupmu jangan kau pertaruhkan, hanya karena kau lelah menunggu. Apalagi hanya demi sebuah pernikahan. Karena pernikahan tak dibangun dalam sesaat, tapi ia bisa hancur dalam sedetik. Seperti Kota Iraq yang dibangun berpuluh tahun, tapi bisa hancur dalam waktu sekian hari.
Jangan pernah merasa, hidup ini tak adil Kita tak akan pernah bisa mendapatkan semua yang kita inginkan dalam hidup Pasrahkan inginmu sedalam qalbu, pada tahajjud malammu Bariskan harapmu sepenuh rindumu, pada istikharah di shalat malammu Pulanglah pada-Nya, ke dalam pelukan-Nya Jika memang kau tak sempat bertemu diriku, sungguh...itu karena dirimu begitu mulia, begitu suci Dan kau terpilih menjadi Ainul Mardhiyah di jannah-Nya
Ukhtiku... Skenario Allah adalah skenario terbaik Dan itu pula yang telah Ia skenariokan untuk kita Karena Ia sedang mempersiapkan kita untuk lebih matang, merenda hari esok seperti yang kita harapkan nantinya Untuk membangun kembali peradaban ideal seperti cita kita
Ukhtiku... Ku tahu kau merinduiku, bersabarlah saat indah 'kan menjelang jua Saat kita akan disatukan dalam ikatan indah pernikahan Apa kabarkah kau disana? Lelahkah kau menungguku berkelana? Lelahkah menungguku kau disana? Bisa bertahankah kau disana? Tetap bertahanlah kau disana... Aku akan segera datang, sambutlah dengan senyum manismu Bila waktu itu telah tiba, kenakanlah mahkota itu, kenakanlah gaun indah itu... Masih banyak yang harus kucari, 'tuk bahagiakan hidup kita nanti...
Ukhtiku... Malam ini terasa panjang dengan air mata yang mengalir Hatiku terasa kelu dengan derita yang mendera, kutahan derita malam ini sambil menghitung bintang Cinta membuat hati terasa terpotong-potong Jika di sana ada bintang yang menghilang, mataku berpendar mencari bintang yang datang Kalau memang kau pilihkan aku, tunggu sampai aku datang...
Ku awali hariku dengan tasbih, tahmid dan shalawat Dan mendo'akanmu agar kau selalu sehat, bahagia, dan mendapat yang terbaik dari-Nya Aku tak pernah berharap, kau 'kan merindukan keberadaanku yang menyedihkan ini Hanya dengan rasa rinduku padamu, kupertahankan hidup Maka hanya dengan mengikuti jejak-jejak hatimu, ada arti kutelusuri hidup ini Mungkin kau tak pernah sadar betapa mudahnya kau 'tuk dikagumi Akulah orang yang 'kan selalu mengagumi, mengawasi, menjaga dan mencintaimu
Ukhtiku... Saat ini ku hanya bisa mengagumimu, hanya bisa merindukanmu Dan tetaplah berharap, terus berharap Berharap aku 'kan segera datang Jangan pernah berhenti berharap, Karena harapan-harapanlah yang membuat kita tetap hidup
Bila kau jadi istriku kelak, jangan pernah berhenti memilikiku dan mencintaiku hingga ujung waktu Tunjukkan padaku kau 'kan selalu mencintaiku Hanya engkau yang aku harap Telah lama kuharap hadirmu di sini Meski sulit, harus kudapatkan Jika tidak kudapat di dunia... 'kan kukejar sang Ainul Mardhiyah yang menanti di surga
Ku akui cintaku tak hanya hinggap di satu tempat, aku takut mungkin diriku terlalu liar bagimu Namun sejujurnya, semua itu hanyalah persinggahan egoku, pelarian perasaanku dan sikapmu telah meluluhkan jiwaku Waktu pun terus berlalu dan aku kian mengerti... Apa yang akan ku hadapi Dan apa yang harus kucari dalam hidup
Kurangkai sebuah tulisan sederhana ini, untuk dirimu yang selalu bijaksana Aku goreskan syair sederhana ini, untuk dirimu yang selalu mempesona Memahamiku dan mencintaiku apa adanya Semoga Allah kekalkan nikmat ini bagiku dan bagimu Semoga...
Kau terindah di antara bunga yang pernah aku miliki dahulu Kau teranggun di antara dewi yang pernah aku temui dahulu Kau berikan tanda penuh arti yang tak bisa aku mengerti Kau bentangkan jalan penuh duri yang tak bisa aku lewati Begitu indah kau tercipta bagi Adam Begitu anggun kau terlahir sebagai Hawa Kau terindah yang pernah kukagumi meski tak bisa aku miliki Kau teranggun yang pernah kutemui meski tak bisa aku miliki ......
(Dewi Khayalan - Daun Band)
Ya Allah... ringankanlah kerinduan yang mendera kupanjatkan sepotong doa setiap waktu, karena keinginan yang menyeruak di dalam diriku
Ya Allah... ampuni segala kekhilafan hamba yang hina ini ringankan langkah kami beri kami kekuatan dan kemampuan tuk melengkapkan setengah dien ini, mengikuti sunnah RasulMu jangan biarkan hati-hati kami terus berkelana tak perpenghujung yang hanya sia-sia dengan waktu dan kesempatan yang telah Engkau berikan Aamiin...
Wassalamu'alaikum Wr... Wb...
Penuh Cinta Selalu Untuk Selamanya, Fillah.. |
posted by Hidayatullah Pati Central Java @ 18.02 |
|
|
|
About Me |
Name: Hidayatullah Pati Central Java
Home: Pati, Jawa Tengah, Indonesia
About Me: lemabga perjuanmgan untuk kejayaan Islam sampai akhir zaman
See my complete profile
|
Previous Post |
|
Archives |
|
Links |
|
Powered by |
|
|